Biasanya orang-orang yang berlibur ke Daerah Istimewa Yogyakarta itu mainnya nggak jauh-jauh dari daerah Malioboro, Alun-alun Jogja atau Candi Borobudur. Agak Mainstream banget sih, ya, padahal masih banyak tempat wisata yang seru dan juga bikin kamu makin kangen sama Jogja.
Jogja emang punya ‘stok’ bangunan tua bersejarah yang cukup banyak. Nah, biar mainnya nggak disitu-situ aja, Mister mau kasih info beberapa bangunan tua di Jogja yang nggak boleh kamu lewatkan. Banyak hal menarik yang bisa kamu dapetin di sini. Apa aja tuh?
Bangunan Tua di Jogja yang Penuh Sejarah adalah Benteng Vredeburg
Sumber foto: https://en.wikipedia.org/wiki/Fort_Vredeburg_Museum
Bangunan tua di Jogja ini pastinya sudah banyak yang tahu. Yup! Benteng Vredeburg atau Loji Gede merupakan loji tertua di Yogyakarta dari keseluruhan kompleks bangunan yang ada di titik nol kilometer. Benteng ini dibangun pertama kali pada tahun 1760 oleh Sri Sultan Hemngku Buwono I atas permintaan Belanda. Katanya, benteng ini didirikan untuk menjaga keamanan keraton, padahal dipakai tentara Belanda untuk mengawasi gerak-gerik aktivitas keraton pada masa itu.
Kalian bisa menikmati arsitektur khas Belanda yang masih terawat hingga sekarang. Di dalam benteng, ada meriam yang pada zamannya siap ditembakkan jika Belanda diserang. Sekarang, meriam tersebut jadi salah satu warisan sejarah yang menghiasi benteng milik Kolonial Belanda tersebut. Ada juga berbagai macam diaroma yang mengisahkan tentang perjuangan rakyat Indonesia pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.
Taman Sari Bangunan Tua di Jogja Berciri Khas Jawa-Eropa
Sumber foto: https://www.starjogja.com/2017/02/15/taman-sari-kampung-yang-laris-jadi-lokasi-syuting/
Taman sari merupakan salah satu bagian dari Kraton Jogja yang sangat penting. Berkunjung ke Taman Sari dan melihat sisa-sisa kemegahan pada masa lampau emang bikin takjub! Bayangin aja, gimana proses pembangunan kompleks yang sangat menawan tersebut pada masanya. Terik matahari dan hawa panas di siang hari nggak akan kerasa, semua teralihkan oleh kekaguman pada setiap bangunan yang ada.
Bangunan yang seperti istana ini dibangun sebagai hadiah untuk istri-istri penguasa Yogyakarta saat itu, Sultan Hamengku Buwono I, oleh arsitek kebangsaan Portugis. Di sini terdapat kolam pemandian yang digunakan oleh para istri raja Yogyakarta untuk bersantai dan mandi. Di kolam pemandian ini ada satu ruangan yang dibangun di atas tingkat langsung menghadap ke kolam. Konon katanya, ruangan tersebut digunakan raja untuk melihat istri-istrinya ketika sedang mandi dan sang raja memilih istri mana yang akan menemaninya saat itu.
Musem Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman
Sumber foto: https://lokasimuseum.wordpress.com/museum/tempat-bersejarah/museum-jendral-sudirman/
Bangunan rumah yang berada di Jalan Bintaran No.3 Yogyakarta ini dulunya adalah tempat tinggal Jenderal Sudirman yang sekarang ini menjadi Museum Sasmitaloka. Dinamakan Sasmitaloka dalam bahasa Jawa berarti untuk mengenang dan mengingat. Sasmitaloka bisa diartikan rumah untuk mengenang.
Di dalam rumah ini kalian bisa melihat semua peninggalan Pak Dirman selama tinggal di Yogyakarta dan masa perang gerilya, seperti kamar tidur, baju-baju, tandu yang digunakan selama masa perang gerilya, dan masih banyak lagi. Museum Sasmitaloka ini merupakan biografi kehidupan Sudirman dalam kesehariannya sewaktu mendiami rumah ini. Tentu sebagai salah satu bangunan tua di Jogja, tempat ini memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi.
Pabrik Gula Madukismo yang Jadi Bangunan Tertua di Jogja
Sumber foto: http://bumijogja.blogspot.com/2014/11/pabrik-gula-madukismo-wisata-edukasi.html
Bangunan tua di Jogja ini didirikan sejak tahun 1955 dan masih hingga sekarang. Pabrik ini juga menjadi pabrik gula tertua yang ada di Jogja. Pada masa penjajahan Belanda pabrik ini sempat mengalami kerusakan parah. Tapi oleh Sultan Hamengku Buwono IX pabrik ini kembali direnovasi dan diperbaiki.
Pabrik ini didirikan untuk menolong rakyat karena banyak dari karyawan pabrik yang kehilangan pekerjaan semenjak pabrik tersebut dihancurkan oleh Belanda. Pabrik ini sendiri masih beroperasi hingga sekarang. Jadi jika berkunjung ke sini, kalian masih bisa menemukan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan penggilingan tebu di pabrik ini.
Melongok Koleksi Bersejarah di Museum Sonobudoyo
Sumber foto: https://travelingyuk.com/museum-sonobudoyo-jogjakarta/180380/
Museum Sonobudoyo letaknya nggak jauh dari Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Di sini nuansa Jawa-Jogja masih sangat terasa. Apalagi arsitekturnya berupa rumah Jawa dan iringan gamelan dengan kidung menyertai setiap pengunjung yang masuk ke dalam museum ini. Usia Museum Sonobudoyo ini udah cukup tua, lho, bahkan lebih tua daripada usia Indonesia.
Museum Sonobudoyo ini dibangun atas inisiatif dan hasil penelitian Java Institute, sebuah yayasan yang konsen pada bidang kebudayaan di Pulau Jawa. Museum Sonobudoyo diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VII. Museum ini sejak dulu digunakan untuk menyimpan, memelihara, dan mengenalkan berbagai benda, termasuk naskah-naskah hkuno dari berbagai daerah.
Nah, dari daftar rekomendasi banguan tua di Jogja tersebut, mana yang jadi favorit, nih? Kalo Mister sih, semuanya jadi favorit. Hehe
Komentar